Coret Aja

Coretan Doang, Jangan Serius Amat lah ….

DB2 Vs Oracle

1. Maintenance DB User security
DB2: User di Database merupakan OS user dan harus exist jika mau membuat user/schema di database(O/S prespective security), gampangnya password untuk user tersebut untuk O/S dan di DB sama,bisa gak sama sih tp bakalan bikin pusing maintainnya.
Oracle : Jujur aja saya perfer kalo User di O/S dan DB beda dan gak saling berhubungan( IMO more secure) – Winner

2. Maintain tablespace
DB2 vs Oracle : hampir sama, cuma masalah kebiasaan.

3. Maintain User Previleges on DB objects
Relatif sama juga ,masalah kebiasaan lagi.

4. Table Locking Mechanism
DB2 : Nah ini nih yang menurut saya masih kurang mumpuni, karena secara default di DB2 jika kita select * from table_a maka isolation level nya table lock exclusive, ujung2 nya jadi deadlock. Biarpun udah pake minimal locking isolation level pas query(with ur), tetep aja kadang banyak yg nyangkut alias bikin orang keringet dingin kalo pas EOD(End Of Day) process jadi macet. Jujur masih gak abis mikir kenapa design nya begini( Org IBM nya juga akuin ini mereka masih terus cari solusi yg terbaik). Setiap hari jadi nangkepin deadlock session 😦
Oracle : Bukan berarti 100% free deadlock, tp saya akuin jauh lebih bagus. Dan deadlock terjadi bukan gara2 satu user query Select * table_a trus jadi locking semua user yg perlu akses ke table itu. – Winner

5. Oracle direct insert(using Hint ‘APPEND’) vs DB2 LOAD – Both has it’s own strong features
Disini yang menarik, kebetulan saya lagi gantiin temen cuti buat pegang di Production pake DB2. Nah untuk loading data dari flat file ke table relatif sama speednya.Tetapi pas saya coba copy table pada DB yg sama di DB2 perintah LOAD ini sama sekali tidak generate redolog alias 100% direct transfer, kalo di Oracle saya copy menggunakan direct insert /*+ APPEND */ bagaimanapun juga akan generate redolog meskipun tidak signifikan.
Tapi ada kekurangannya juga, kalo pada saat kita lakukan DB2 LOAD dan gagal ditengah jalan dan lupa untuk terminate session tersebut secara eksplisit(harus jalanin terminate command) ,maka Tablespace tempat dimana table itu jadi “PENDING STATE” alias gak bisa diakses semua object yg ada di tablespace itu 🙂

6. Arsitektur Instance+DB+ alokasi memory agak berbeda.
Untuk ini yang paling terasa beda arsitektur relasi antara Instance dan DB. Lengkapnya bisa dicari di google. Puanjang penjelasannya 🙂
http://www.ibm. com/developerwor ks/data/library/ techarticle/ dm-0401gupta/

7. No Truncate Table Command in DB2
Nah ini hal yg paling bikin gak abis pikir, kenapa gak ada feature Truncate Table di DB2. Bisa diakal2 in , tp beberapa kali coba bikin corrupt Database Production(padahal advice dr IBM support).

January 11, 2010 Posted by | Dunia IT | Leave a comment

Memilih anak buah (karyawan) dan sukses entrepreneur

Banyak orang yang masih kurang care atau menganggap sepele dalam merekrut anak buah atau staff ketika memulai usaha atau mengembangkan bisnis. Yang penting asal mau diajak bergabung dan mau dibayar murah, namun kurang melihat bagaimana kemampuan anak buah itu untuk diajak ‘berlari’ memajukan bisnis. Artinya yang dilihat hanya ‘harganya’ sekarang (present value) yang bisa dibayar murah, dan kurang memperhatikan nilai masa depannya (future value).

Padahal kualitas anak buah (pada SDM kita) itu sangat menentukan. Maklum seorang entrepreneur tak mungkin melakukan semuanya sendiri. Tangan dia hanya dua, kaki juga dua, dan indra pikir (otak) dia juga hanya satu. Sehebat apapun seorang entrepreneur dia pasti punya keterbatasan karena itu butuh orang-orang lain di sekitarnya yang bisa

ia delegasikan tugas dengan kualitas hasil yang kurang lebih sama bagus dibanding kalau ia sendiri yang melakukannya. Syukur-syukur kalau bisa mengerjakan lebih bagus daripada ia sendiri yang melakukan.

Sejauh yang saya tahu, entrepreneur besar yang kemudian sukses melairkan perusahaan2 besar, juga didukung oleh para anak buah yang hebat yang mampu menerjemahkan keinginan owner, mampu bekerjasama, loyal, dan mau mencari ide-ide terobosan bisnis tanpa diomelin si owner sekalipun. Mari kita bercermin dari kasus Astra. Kenapa Astra? Bagaimanapun Astra adalah salah satu perusahaan terbesar dan tersukses di Indonesia, dan juga menerapkan sistem manajerial yang oleh para ahli disebut-sebut sebagai yang terbaik di Indonesia.

Astra bisa besar dan menggurita seperti sekarang tak lepas dari perintisnya, yakni Om William Suryajaya. Beliau adalah pendiri Astra yang awalnya bisnisnya juga trading, mensuplai kebutuhan beberapa instansi, sebelum menjadi raja otomotif. Banyak orang yang tak tahu kalau kalau Astra besar juga karena Om William punya beberapa anak

buah yang hebat saat perintisan yang notabene adalah beberapa keponakannya sendiri. Sebut saja Pak TP Rachmat dan Pak Teddy Tohir — masih ada beberapa yang lain.

Mereka ini sudah ikut Om William dari jaman susahnya dulu. Tapi mereka inilah anak buah yang berbakat yang memberikan kontribusi besar kepada si owner (entrepreneur). Selain bekerja keras, juga capable dan punya

visi. Terbukti Astra kemudian besar dan para anak buah itu kemudian juga mandiri menjadi enterpreneur yang sukses. Tedy Thohir kemudian sukses mendirikan bisnis sendiri Group Wahana (dealership dan financing untuk sepeda motor) — Wom Finance. Sekarang bisnis dia sudah diteruskan anak-anaknya (Garibaldi Tohir dan Erick Tohir). TP Rachmat juga demikian. Orang ini, setelah lama menjadi Presdir Group Astra setelah era Om William, ia juga mendirikan usaha sendiri, Triputra Group yang kini juga menjadi salah satu kelompok usaha besar di Indonesia. Saya kira orang Astra pasti mengakui Astra bisa besar salah satunya karena andil TP Rachmat, karena orang inilah yang membangun sistem di Astra. Dai juga cukup lama menjadi presdir Astra sebelum akhirnya mengundurkan diri.

Bagi para pemula bisnis, memang tidak mudah meniru langkah Om William, mencari anak-anak buah dari keluarga dekat yang hebat dan masih mau dibayar murah saat merintis bisnis. Yang penting saya kira semangatnya, cari anak buah terbaik sejauh yang bisa dilakukan. Jangan asal comot. Bagaimanapun kemajuan bisnis amat ditentukan SDM-nya. Kebetulan saya pernah tanya ke Pak TP Rachmat, apa rahasia beliau membesarkan Astra dan juga bisnis sendiri, jawabnya, ialah SDM. Punya tim yang hebat. Beliau kalau mau masuk di bisnis baru bukan bidang bisnisnya dulu yang dicari, namun orangnya dulu. Ada nggak orang yang siap beliau tempatkan sebagai CEO, GM, sbg. Beliau orang yang sangat concern dengan man management atau people management, dan inilah salah satu pilar terpenting dalam bisnis. Kata beliau “kalau kita punya tim atau anak buah yang bagus sudah seperti Rinso, bisa mencuci sendiri”. Saya juga tahu banyak soal Astra dari relasi saya Pak Harijanto, beliau mantan tim-nya Pak TP Rachmat di Astra yang kemudian juga sukses menjadi entrepreneur. Pak Harijanto, pengusaha sepatu yang kini punya 9.000-an karyawan, juga menerapkan man management ala Astra di perusahaannya. Dari mulai cara rekruitmen hingga bagaimana mengelola anak buah (soal upah dll).

Makanya di perusahaan Pak Harijanto ini cukup harmonis meski pekerjanya ribuan orang. Beliau masih bisa nyanyi bersama dan dangdutan bersama karyawannya atau makan bersama di kantin perusahaan. Ini nggak gampang lho, apalagi saat ini banyak pemilik perusahaan yang datang ke pabriknya sendiri takut. Takut didemo, takut dikeroyok, takut dilempari kerikil, dll, karena soal upah dan sistem ketenagakerjaan yang kurang baik. Makanya ada beberapa pabrik yang dibakar atau disandera oleh karyawannya sendiri. Tragis. Mungkin pemiliknya menangis juga kenapa dia yang punya perusahaan tapi mau masuk pabriknya sendiri tak boleh. Tapi itu mungkin tuah dari ulahnya sendiri, karena tidak menerapkan man/people management yang baik, adil dan transparan.

Ada baiknya belajar dari Astra dan juga perusahaan yang menerapkan man managemen dengan baik lainnya. Carilah anak buah yang baik, potensial dan berbakat, lalu pertahankan dia dengan man management yang baik (penggajian, training, dll). Ini juga harus diterapkan kita-kita yang sedang merintis bisnis dari nol, apapun bidang bisnis kita. Carilah anak buah yang bagus, untuk sekarang dan masa depan. Yang meski sekarang harganya murah namun bisa diajak berlari, punya potensi untuk dididik dan dikembangkan. Tangan kta, otak kita dan pikiran kita terbatas, kita butuh anak buah yang bisa membantu dan mengkover segala keterbatasan kita.

December 6, 2008 Posted by | Social Life | 1 Comment

Rahasia Shalat Subuh

Oleh : Dr. dr. Barita Sitompul SpJP

Setiap pagi kalau Kita tinggal didekat mesjid maka akan terbangun mendengar Adzan ubuh, yang menyuruh Kita untuk melaksanakan shalat subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan selimut Dan segera wudhu Dan shalat Baik di rumah masing-masing atau ke mushalla atau masjid terdekat dengan Berjalan kaki.

Mungkin menjadi pertanyaan mengapa Tuhan memerintahkan Kita bangun pagi Dan Shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu tentunya akan banyak Dijumpai Dan membedah serta memberikan jawaban akan manfaat shalat subuh  Itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu.

Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan
dengan Kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu shalat Selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda Dan tidak Ada pada azan di lain Waktu adalah “ash shalatu khairun minan naum”.

Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Pernahkah Kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat “ash shalatu khairun minan Naum”?
Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh, tatkala Kita semua sedang terlelap, Dan bukan pada adzan untuk shalat lain.
Sangat mudah bagi Kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik Karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam, Apapun perintahnya Pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana manfaat I TU?
Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki, tidak ketinggalan kereta atau
Bus karena macet? Pada waktu dulukan belum Ada desak-desakan seperti Sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan dari sisi kesehatan Kardiovaskular masih menarik untuk dicermati. untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat subuh bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguanKardiovaskular.

Pada studi MILIS, studi GISSI 2 Dan studi-studi lain di luar negeri, yang Dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan puncak
Terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai Jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) Dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN).
Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan Kita siap tempur, tekanan darah Akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat Dan sebagainya. pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan
Darah, denyut jantung kurang kuat Dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan Aliran darah ke perut untuk menggiling makanan Dan berkurangnya aliran darah Ke otak sehingga Kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.
Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin

Yang berefek meningkatkan tekanan darah Dan penyempitan pembuluh darah (efekVasokontriksi) Dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun Kita Tertidur. Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap Hari .  Termasuk anda Dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai Ritme Circardian/Ritme sehari-Hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan Kepada manusia. Kenapa begitu Dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa Menerangkannya saat ini.namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat “ash shalatu khairunMinan naum”? Shalat subuh lebih baik dari tidur?

Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian
Furgot Dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok Sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedangDiseledikinya (dikerok).Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding Bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu: Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya Sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.”Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah,sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu”.

Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang Ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan/ melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad Dan disebut NO/Nitrik Oksida.

Ketiga penelitian itu Furchgott Dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998. Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu Diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin
Dan nitrat Dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak,dengan olahraga.Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah Dengan cara mengurangi sifat agregasi/sifat menempel satu sama lain dariTrombosit pada darah Kita.

Jadi kalau Kita Kita bangun tidur pada pagi buta Dan bergerak, maka hal itu Akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular.
Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu wudhu Dan shalat sunnah
Dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi Pencegahan kejadian kardiovaskular.

Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk Dan sujud terjadi proses Mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efekTonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan
inginnya rangkulan terus.

Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, dan NO-Kontra anti NO.


Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar.

Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat sebagai perintahNya akan tetapi memandangnya sebagai kebutuhan kita. Sehingga tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan selalu shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan ke mesjid.

Selamat shalat subuh dengan penuh rasa syukur pada Allah akan karunia ini.
Amien.

December 6, 2008 Posted by | Religi | Leave a comment

Sepenuh Hati

Lakukanlah segala sesuatu dengan sepenuh hati, sehingga engkau bisa sampai kepada puncak prestasi. Dan jika engkau melakukannya dengan hati yang penuh lagi bersih, maka seluruh pencapaianmu akan dimasukkan kedalam laporan keuangan Tuhan sebagai laba bersih.

December 6, 2008 Posted by | Uncategorized | Leave a comment

Niat Untuk Mengubah Masa Depan

Pernahkah anda merasa bahwa di tahun silam, banyak kesalahan atau sikap yang ingin anda perbaiki ? kalau ya, berarti anda merupakan salah satu dari banyak orang yang melakukan hal demikian. Namun seringkali niat mulia itu terkikis karena saking banyaknya hal yang ingin diubah sekaligus. Ingin mengubah kebiasaan marah-marah, malas, bangun siang, dan masih banyak lagi. Jika dibiarkan, maka perubahan yang ingin anda capai tidak akan pernah terwujud. Berikut beberapa tips untuk merealisasikan agar niat tersebut dapat tercapai :

· Tidak Perlu Mencobanya Sekaligus

Lakukan satu per satu hal-hal yang ingin anda ubah. Anda akan memperoleh tingkat keberhasilan lebih tinggi dalam satu atau dua hal dibandingkan dengan daftar dosa yang bisa mencapai puluhan. Toh belakangan anda dapat menambahnya jika satu-dua perubahan telah sukses dilalui.

· Ucapkan Dengan Hati-hati

Jangan paksa diri (secara tidak sadar) untuk mematuhi resolusi tersebut, karena hal itu hanya akan menjadi pemicu stress yang pada akhirnya akan membuat niat memulai sesuatu yang baru gagal total.

· Lakukan Perencanaan

Bila telah mendapatkan resolusi mana yang akan anda capai, coba mendeskripsikannya dengan terperinci. Tidak ada orang yang berhasil menjalankan sesuatu dengan melakukan semuanya sekaligus, yang terjadi malah anda akan kecewa dan membatalkan niat untuk berubah tersebut.

· Tulis Di atas Kertas

Agar dapat mengingatnya selalu setiap saat, tuliskan hal-hal apa saja yang ingin anda lakukan di tahun mendatang serta langkah-langkah konkretnya.

December 6, 2008 Posted by | Dunia Kerja | Leave a comment

10 Resep Sukses Jepang

1. Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

November 13, 2008 Posted by | Dunia Kerja | 3 Comments

15 Ciri Berbakat Kaya

Tidak sulit mencari lelaki kaya. Tapi tidak mudah menemukan lelaki yang pantas Anda cintai sekaligus membuat Anda tidak akan jadi “kaum duafa”. Sebelum memutukan menikah dengannya, lihat dulu apakah dia punya 10 dari 15 ciri ini.

1. BEBERAPA REKENING

Lihat apakah kekasih Anda punya rekning bank lebih dari satu. Ini bisa jadi indikasi dia berbakat kaya. Karena, biasanya orang yang punya rekening tabungan dua atau lebih cenderung berusaha mengatur uangnya dengan benar. Lelaki tipe ini memisahkan pos-pos pnghasilannya. Misal, satu rekening digunakan hanya untuk menerima transfer gaji dan belanja, rekening lainnya untuk tabungan.

2. SUKA MENOLONG

Tidak tepat jika orang yang suka menimbun harta, pelit, serta enggan berbagi dan memberi adalah orang yang berbakat kaya. Justru lelaki yang mudah tergerak hatinya dan gampang menolong oranglah yang pantas Anda lirik. Dia adalah tipe orang yang akan relatif mudah hidupnya. Entah bagaimana caranya, Anda berdua akan sangat jarang kesulitan uang. Dan yang terpenting, kenikmatan memberi itu memang tak ada penggantinya.

3. PUNYA CITA-CITA

Jangan harap Si Dia berbakat kaya jika hidupnya dialirkan bagai sungai, entah hendak bermuara di mana. Lelaki yang berbakat kaya selalu punya rencana besar dalam hidupnya. Ada sesuatu di masa depan yang hendak diraihnya. Untuk itu, dia akan punya rencana jangka pendek dan menengah untuk mencapai cita-citanya. Dalam bercita-cita, dia tidak takkut ada mmpi yang tampaknya mustahil.

4. TAK BERHOBI SPESIFIK

Lelaki yang punya hobi spesifik cenderung menghabiskan uangnya untuk hobinya. Ini juga berlaku untuk lelaki yang hobi berbelanja. Tentu saja ada orang yang punya hobi spesifik punya urat kaya. Namun, toh tidak semua orang punya nasib bisa kaya begitu saja. Lelaki yang tidak punya hobi spesifik biasanya akan mengeluarkan uangnya untuk berbelanja berdasarkan mood. Dia cenderung merasa tidak punya kebutuhan spesifik, sehingga enggan membeli seusatu.

5. BUTA HARGA

Dia tidak tahu persis apa bedanya barang mahal atau murah. Buatnya, kemeja ya kemeja. Bentuknya seperti itu, ada ukurannya yang pas dan pantas dipakai ke kantor. Lelaki seperti ini tidak akan bermasalah dengan kemeja murahnya.

6. HIDUNG BISNIS

Apakah Anda pernah mendengar dia mengatakan (kurang lebih), “Ini bisa jadi peluang bisnis. Bisa dicoba.” Artinya, dia dapat melihat sesuatu, sekecil apa pun, sebagai sebuah peluang bisnis. Tiak banyak orang yang punya kemampuan seperti ini. Jadi, kalau dia kerap melontarkan komentar yang berhubungan dengan peluang bisnis, bisa jadi ia memang berbakat kaya.

7. PEKERJA KERAS

Punya hidung bisnis saja tidak cukup tanpa kerja keras. Ini yang membedakan seorang pemimpi kelas berat dengan pengejar mimpi. Seorang pengejar mimpi akan berusaha sekuatnya untuk mewujudkan cita-citanya. Tentunya itu dengan kerja keras.

8. KEAHLIAN KHUSUS

Perhatikan deh, apakah Si Dia punya satu atau dua keahlian khsuus. Misalnya, dia menguasai komputer dengan baik, pandai melobi, atau apa pun. Kemampuan khusus ini bisa jadi modal dia dalam menjalani hidupnya. Lelaki tipe ini cenderung survive dalam hidupnya.

9. BANYAK TEMAN

Temannya ada di mana-mana. Tidak hanya mantan teman-teman SMA, kuliah atau kantornya. Tapi juga dari komunitas lain, yang mungkin Anda tidak pernah duga sebelumnya. Orang yang banyak teman bisa diartikan punya networking yang cukup luas. Sehingga, ditaruh di mana pun dia akan bisa hidup (dengan baik).

10. MEMELIHARA PERTEMANAN

Kadang Anda jengkel karena dia rajin menelepon atau SMS yang tidak penting ke teman-temannya. Just say hello saja bisa berkepanjangan. Mestinya, Anda tidak perlu kesal, karena ini adalah caranya untuk memelihara pertemanan. Orang boleh punya banyak teman, tapi jika dia tidak bisa memeliharanya, maka sia-sia saja.

11. MUDAH BERTEMAN

Hanya orang yang menyenangkan yang mudah berteman. Pergi ke tempat baru mana pun, dia bisa dengan mudah punya teman ngobrol. Ini menandakan dia orang yang terbuka, punya sense of humor dan berwawasan cukup luas. Orang-orang seperti ini biasanya tidak sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk jenis pekerjaan baru. Sehingga, dia tidak perlu khawatir tidak punya pekerjaan yang baik.

12. PERCAYA DIRI

Dia tahu persis apa kelebihan dan kekurangannya, dan percaya orang lain pun begitu. Sehingga, dia tidak gentar ketika berinteraksi dengan orang lain, atau diharuskan melakukan sesuatu yang baru. Termasuk dia percaya bahwa dia bisa hidup layak hari ini atau esok lusa, bersama Anda.

13. FOKUS

Dalam melakukan apa pun, dia fokus. Perhatiannya tidak mudah terceraikan oleh hal lain. Orang yang fokus biasanya punya tanggung jawab yang baik. Ini berhubungan dengan bagaimana dia berusaha mencapai cita-citanya, menyelesaikan pekerjaannya, dan serius membangun hidup bersama Anda.

14. OPTIMIS

Hampir tidak pernah Anda mendengar, “Ah, susah”, Enggak bisa”, “Mustahil aku bisa melakukannya”, “Malas ah”, dan yang sejenisnya. Lelaki pesimis akan sulit survive dalam hidupnya. Keoptimisan bisa membuat seseorang mampu melakukan sesuatu yang secara hitungan di atas kertas sulit.

15. SEHAT

Lelaki penyakitan akan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidak melakukan apa-apa.. Belum lagi ongkos dokter dan rumah sakit yang makin tidak masuk akal mahalnya. Uang Anda berdua bakal habis di sini. Selain itu, orang yang sehat akan bisa berpikir dengan lebih sehat.

Jangan pernah terjebak pada penampilan luar dan mulutnya yang bilang, “Hidupmu terjamin sampai kapan pun, Sayang.” Karena, yang terpenting Anda merasa nyaman hidup dengannya, dia bisa membuat hidup Anda berarti, dan Anda bisa tertawa bersamanya.

November 13, 2008 Posted by | Dunia Kerja | Leave a comment

The 6 Most Annoying Coworkers

Nearly every workplace has them: the Naysayer, who dismisses team members’ ideas; the Spotlight Stealer, who claims credit for a colleague’s efforts; and other annoying coworkers who make collaboration difficult. Following are six professionals whose irritating behaviors and irksome attitudes prevent them from forming productive relationships at work — and what you should to do avoid following in their footsteps:

1. The Naysayer.

This office dweller delights in shooting down ideas. Even during “blue sky” brainstorming sessions, where all suggestions are to be contemplated with an open mind, the Naysayer immediately pooh-poohs any proposal that challenges the status quo.

The right approach: Because great solutions often rise from diverse opinions, withhold comment — and judgment — until the appropriate time. Moreover, be tactful and constructive when delivering criticism or alternative viewpoints.

2. The Spotlight Stealer.

There is definitely an “I” in “team” according to this glory seeker, who tries to take full credit for collaborative efforts and impress higher-ups. This overly ambitious corporate climber never heard a good idea he wouldn’t pass off as his own.

The right approach: Win over the boss and colleagues by being a team player. When receiving kudos, for instance, publicly thank everyone who helped you. “I couldn’t have done it without …” is a savvy phrase to remember.

3. The Buzzwordsmith.

Whether speaking or writing, the Buzzwordsmith sacrifices clarity in favor of showcasing an expansive vocabulary of clichéd business terms. This ineffective communicator loves to “utilize” — never just “use” — industry-specific jargon and obscure acronyms that muddle messages. Favorite buzzwords include “synergistic,” “actionable,” “monetize,” and “paradigm shift.”

The right approach: Be succinct. Focus on clarity and minimize misunderstandings by favoring direct, concrete statements. If you’re unsure whether the person you are communicating with will understand your message, rephrase it, using “plain English.”

4. The Inconsiderate Emailer.

Addicted to the “reply all” function, this “cc” supporter clogs colleagues’ already-overflowing inboxes with unnecessary messages. This person also marks less-than-critical emails as “high priority” and sends enormous attachments that crash unwitting recipients’ computers.

The right approach: Break the habit of using email as your default mode of communication, as many conversations are better suited for quick phone calls or in-person discussions. The benefit? The less email you send, the less you’re likely to receive.

5. The Interrupter.

The Interrupter has little regard for others’ peace, quiet or concentration. When this person is not entering your work area to request immediate help, the Interrupter is in meetings loudly tapping on a laptop, fielding calls on a cell phone, or initiating off-topic side conversations.

The right approach: Don’t let competing demands and tight deadlines trump basic common courtesy. Simply put, mind your manners to build healthy relationships at work.

6. The Stick in the Mud.

This person is all business all of the time. Disapproving of any attempt at levity, the constant killjoy doesn’t have fun at work and doesn’t think anyone else should either.

The right approach: Have a sense of humor and don’t be afraid to laugh at yourself once in awhile. A good laugh can help you build rapport, boost morale, and deflate tension when working under stressful situations.

It’s fairly easy to spot the qualities that make the above individuals irritating — at least when the behaviors are displayed by others. It can be a challenge to recognize when you exhibit them yourself. You may not realize, for instance, that you always pepper your communications with industry- or company-specific jargon, even when speaking with new employees or outside contacts. Though you may not be a full-fledged Interrupter or Stick in the Mud, take care to avoid heading down their paths.

The best advice: Remember common courtesy and act toward others as you want them to act toward you.

September 26, 2008 Posted by | Dunia Kerja | Leave a comment

Merasa Diremehkan Atasan

Pernahkah anda ‘merasa diremehkan atasan’ anda? Kalau pernah silahkan membaca selanjutnya. Saat kita mulai bekerja, kita sebenarnya memasuki sebuah ‘dunia baru’ dengan aturan-aturannya (baik tertulis maupun tidak) sendiri. Kita sendiri membawah sekantong besar aturan kita sendiri, yang kita kumpul dari kehidupan kita sebelumnya; mungkin di kampung halaman, di rumah ortu, di sekolah, di kampus, di tempat kerja sebelumnya dan lain-lain, serta aturan yang kita buat sendiri.

Salah satu akibatnya, tetapi tidak selalu sebagai orang baru di tempat kerja, kita akan ‘merasa diremehkan oleh atasan’ kita. Hal ini akan terrasa terutama oleh rekan-rekan yang baru selesai kuliah dan mulai bekerja.

Kebetulan saya sudah dan malah ‘sering’ mengalami hal ini, karena saya sempat bekerja dan berpindah-pindah tugas sebanyak 16 kali dalam masa kerja 30 tahun, walaupun hanya di satu perusahaan yang sama. Jadi rata-rata saya gonta-ganti bawahan dan juga atasan kurang dari 2 tahun sekali. Tentu saya juga pernah ‘merasa diremehkan’ oleh berbagai sifat-sifat para atasan saya, baik orang kita maupun orang asing terutama saat saya mulai bekerja di tempat tugas yang baru. Selain saya yang berganti tugas dan mendapat atasan baru, sering juga atasan yang diganti jadi walaupun tugasnya tidak berganti, atasannya yang berganti.

Saya pernah mengalami hal ini beberapa kali, yaitu ‘saya merasa diremehkan’ baik dari atasan orang kita dan juga orang asing dalam berbagai jenjang pekerjaan saya. Setelah saya analisa dgn pikiran yang jernih dan emosi dilempar jauh-jauh tentunya, saya temukan bahwa pada dasarnya ini disebabkan umumnya oleh pemikiran alias persepsi kita semata. Tidak ada alasan yang masuk akal bahwa penyebabnya adalah diri kita yang memang patut diremehkan dan juga tidak ada faktor hubungan pribadi kita dengan atasan kita yang negatif. Berikut adalah beberapa pengalaman pribadi saya.

Suatu saat saya ditugaskan oleh Atasan saya (orang Indonesia) membantu rekan kerja saya (juga orang Indonesia, yang lebih senior dari saya) yang menghadapi banyak kendala operasi di unitnya. Saya menemui rekan saya tersebut dan menyampaikan bahwa saya ditugaskan untuk membantu dia memperbaiki mesin unit sekian yang sedang rusak. Dia menyambut saya dengan baik dan saya mulai bekerja. Saya merasa sungguh-sungguh diremehkan olehnya karena apapun yang akan saya kerjakan dipertanyakannya. Saya mengharapkan dia akan membantu saya agar saya bisa membantu dia dengan sepenuh kemampuan saya. Ternyata tidak demikian. Dia justru mempersulit saya karena semua perkakas dan buku manual mesin disimpannya dalam lemari yang dia kunci. Sementara itu dia duduk di kantor ber-AC dan malahan tidur. Sungguh membuat saya kesal dan saya ajak dia untuk ngobrol tentang apa yang dikerjakan dan apa yang diperlukan dan apa bantuan yang saya harapkan dari dia. Nyatanya tidak menolong. Akhirnya saya laporkan ke atasan saya bahwa saya ingin ditugaskan untuk membantu orang lain tetapi tidak yang satu ini.

Atasan saya yang lain, lain lagi tingkahnya. Atasan ‘Orang kita’ yang satu ini nampaknya mempunyai ‘anak emas’ yang sudah terlebih dahulu jadi anak buahnya dan telah mendapat kepercayaan si Boss. Saya pikir wajar saja. Saya harus berusaha untuk mendapatkan kepercayaan dari atasan saya ini. Jadi saya harus berusahan untuk mendapatkan kepercayaan dari si Boss itu. Ternyata memang sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari atasan itu.

Orang Asing ternyata lain lagi alasannya ketika saya ‘merasa diremehkan’ oleh dia. Setelah saya selidiki (termasuk ngobrol langsung dengan dia), ternyata Boss Asing ini sebenarnya tidak paham masalah yg kita hadapi karena dia tidak punya keahlian di bidang ini. Pemikiran bahwa saya ‘diremehkan itu’ sebenarnya tidak benar sama sekali. Justru sebaliknya yang saya temukan. Karena dia sudah sangat yakin akan kemampuan saya dan tahu apa yg saya sarankan adalah benar, maka dia sebenarnya ingin belajar lebih dalam dari saya. Jadi ‘pertanyaan-pertanyaan si boss’ yang tadinya saya kira untuk ‘meremehkan saya’ bukan demikian, tetapi justru ingin menggali lebih dalam dan lebih jelas dari saya alias dia adalah ‘murid’ saya yang masih bodoh dan ingin belajar dari saya. Memang sangat sulit membedakan pertanyaan dari boss kita yang juga murid kita. Setelah saya pahami bahwa atasan saya ini bertanya karena ingin tahu, maka perasaan saya bahwa saya diremehkan itu hilang dengan sendirinya dan semua pertanyaannya saya layani dengan senang hati.

Suatu saat saya menjadi bawahan dari seorang asing yang terkenal ‘sangat teliti’ dan ‘sangat cerewet’ kasarnya. Secara mental saya siap untuk menghadapi boss ini. Semua laporan kepadanya ternyata dia baca dan koreksi, tata bahasa, titik, koma, angka2 dengan sangat tekun. Hal ini ternyata sesuai dengan pembicaraan saya dengan dia pada saat awal saya jadi bawahannya. Saya berusaha untuk ‘memenuhi sandard kerja’ yang dia inginkan, selama kurang lebih 2 bulan pertama.

Setelah itu saya dengan sengaja ‘menyelipkan beberapa ‘kesalahan kecil’ (grammer misalnya) dalam laporan saya dan ternyata ‘sudah tidak tertangkap’ olehnya. Saya lakukan beberapa kali dan ternyata sudah tidak tertangkap olehnya lagi. Bagi saya ini pertanda ‘saya telah lulus’ menjadi anak buahnya sehingga pekerjaan saya tidak diperiksa seperti semula. Saya senang menjadi bawahannya karena dia punya standar kepuasan yang tinggi dan saya bertekad untuk menjaga kepercayaannya.

Adalah lagi atasan yang suka menanyakan hal-hal yang kecil-kecil dan sepele saja. Dia memberi nasehat kepada saya, bahwa kita sebagai atasan tidak akan mampu menguasai segala hal yang dikuasai oleh anak buah kita. Kalau kita berkunjung kepada bawahan kita, sempatkan periksa tempat sampah di bengkel atau kantornya. Bila tempat sampahnya tertutup rapih dan sampah tidak berada di luar tong sampah, maka kita bisa pastikan bahwa semua pekerjaan bawahan kita itu beres adanya.

Kesimpulan saya adalah bahwa setiap atasan atau boss itu manusia yang punya kelebihan dan kekurangan seperti diri kita. Sikapnya kepada kita, harus kita ukur dengan alat ukur dan sistim nilai tang dia anut, agar kita tidak merasa diremehkan.

Ingat-ingat kata orang bijak kita,

“lain lalang lain belalang, lain lubuk lain lain pula ikannya.”

September 26, 2008 Posted by | Dunia Kerja | Leave a comment

Latihan Memaafkan

MAAF, empat huruf yang mudah diucapkan,tp sulit diterapkan. Sesungguhnya kalau bisa menerapkan, dampaknya sungguh luarrrr biasa. Secara psikis, minta maaf dan memaafkan yang dilandasi dengan hati tulus ikhlas akan membuahkan kebersihan dan ketenangan jiwa. Sedangkan secara medis, akan berdampak pada meningkatnya daya tahan tubuh sehingga tubuhpun siap menangkal berbagai penyakit yang mungkin datang.

 

Berikut ini latihan diri kita untuk memaafkan:

1.      Sadari Perasaan sakit hati kita ketika marah, benci atau dendam terhadap seseorang.

2.      Yang sebenarnya kita hadapi adalah perasaan kita,  bukan orang yang telah menyakiti kita. Jadi yang kita ubah adalah mengubah perasaan sakit menjadi perasaan damai. Caranya, pikirkan hal-hal yang positif, sesuatu atau seseorang yang kita cintai. Ini akan cukup efektif untuk menghilangkan perasaan sakit.

3.      Ubahlah cara pandang kita terhadap apa yang kita rasakan. Sakit hati muncul bukan karena orang lain yang menyakiti kita, melainkan karena pikiran kita “menuduh” bahwa orang itu telah menyakiti kita. Jadi, maafkanlah pikiran kita yang telah “main tuduh” itu. Memaafkan akan membantu menyembuhkan sakit hati.

4.      Berjanjilah untuk terus melatih sikap pemaaf. Setiap kali pikiran kita mengenang rekaman buruk itu, traiklah napas dalam-dalam, kemudian lakukan langkah no.2.

(sumber: RDI)

September 3, 2008 Posted by | Social Life | Leave a comment